2/14/2013

taufik

FONOLOGI BAHASA DAERAH
“ Defenisi dan Perbandingan Fonologi menurut Para Ahli






Oleh:
MUHAMMAD TAUFIK.M
F51111252
JURUSAN SASTRA DAERAH



FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013





A.  DEFENISI FONOLOGI MENURUT BEBERAPA AHLI.
Istilah “fonologi” berpadanan dengan  phonology di dalam bahasa Inggris. Ia merupakan satu bidang khusus dalam linguistik. Fonologi ini dulu di Amerika lebih dikenal dengan  sebutan phonemics tetapi belakangan mereka sering menggunakan istilah phonology (J.W.M. Verhaar: 1984:36). Jika kita lihat kesepakatan tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988:244), fonologi dimaknai sebagai  ilmu tentang bunyi bahasa, terutama yang mencakup sejarah dan teori perubahan bunyi.
1.    pendapat (Parker, 1974:112), menjelaskan bahawa ilmu fonologi ialah “....suatu bidang yang mengkaji sesuatu bahasa, Yaitu yang berkaitan rumus-rumus atau pertuturan yang menentukan sebutan”.
2.   Fonologi didefinisikan sebagai studi tentang sistim bunyi ,itu adalah studi tentangbagaimana struktur dan fungsi bunyi ujaran dalam bahasa.  Suatu studi fonologi juga adahubunganya dengan data yang terperinci.dari bagian dalam suatu bahasa.tetapi menetapkanmana yang merupakan bagian fonetik dari suatu bahasa dan mana yang bukan adalah hanyabagian dari bagian yang tidak mendalam dari fonologi seperti yang di kemukakan olehsapir(1925:16-10)  : dua bahasa yang sama dalam bagian fonetiknya tetapi mempunyai fonologis yang sangat berbeda.

3.    Kamus Linguistik (Harimau kridalaksana, 1984:61), menjelaskan bahawa ilmu fonologi merupakan bidang linguistik yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa mengikut fungsinya.  

4.    (Abdullah Hassan, 1993:40), menerangkan fonologi ialah ilmu mengkaji bunyi-bunyi yang berfungsi dalam sesuatu bahasa itu.

5.    (Clark dan Yallop, 1995:5), menyatakan bahawa “phonology is concerned with the organisation of speech within specific languages”. Menurut World Book of Dictionary (Barnhart dan Barnhart, 1981:1567), ilmu fonologi sebagai “the systems of sounds used in a language”. “The study of the distinctive sound units of a language, the patterns they form, and the rules which regulate their use”,
6.    Definisi  fonologi yang diberikan oleh Phonetics (Roach, 2001:111). Berdasarkan pendapat-pendapat ahli fonologi tersebut, dapatlah ditakrifkan bahwa ilmu fonologi sebagai ilmu linguistik yang mengkaji bunyi bahasa manusia secara saintifik. Selain itu, fonologi juga mengkaji bunyi bahasa pada aras yang lebih tinggi dari pada fonetik.
7.    Menurut Abdul Chaer (2003:102), secara etimologi istilah “fonologi” ini dibentuk dari kata “fon” yang bermakna “bunyi” dan “logi”  yang berarti “ilmu”. Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya. Objek kajiannya adalah “fon” atau bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
8.    Fonologi ialah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa, yang secara etimologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi dan logi yaitu ilmu (Chaer, 1994: 102).
9.    Verhaar (1984:36) mengatakan bahwa fonologi  merupakan bidang khusus dalam linguistik yang mengamati bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu sesuai dengan  fungsinya untuk membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa.
10. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, leksikal artinya bersangkutan dengan kata (Depdikbud, 1988:510). Jadi bunyi bahasa yang dimaksud oleh Verhaar di sini adalah bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi membedakan makna kata.
11.               Fonologi  adalah subdisiplin dalam ilmu bahasa atau linguistik yang mempelajari bunyi bahasa. Pendapat ini dikemukakan antara lain oleh Roger Lass (1988). Roger Lass selanjutnya menyatakan bahwa untuk fonologi bisa dipersempit lagi sebagai subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari fungsi bahasa. Ini berarti bahwa fonologi mengkaji bunyi-bunyi bahasa, baik bunyi-bunyi itu kelak berfungsi dalam ujaran atau bunyi-bunyi secara umum. Di samping mempelajari fungsi, perilaku, serta organisasi bunyi sebagai unsur-unsur linguistik (fonemik), fonologi mempelajari juga yang lebih netral terhadap bunyi-bunyi sebagai fenomena dalam dunia fisika dan unsur-unsur fisiologikal, anatomikal, psikologikal dan neurologikal manusia yang membuat atau memproduksi bunyi-bunyi itu (fonetik).

B.  PERBANDINGAN PENDAPAT MENURUT PARA AHLI.
Jika diikuti pandangan Roger Lass di atas, nyatalah bahwa fonologi memiliki dua cakupan, yakni cakupan arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, fonologi mempelajari bunyi-bunyi bahasa baik bunyi-bunyi umum (fonetik) atau pembeda makna (fonemik). Dengan kata lain, dalam arti luas kajian fonologi mencakup fonetik dan fonemik. Dalam arti sempit, fonologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi bunyi dan perilaku bunyi suatu bahasa. Pendapat ini serupa dengan Parker, 1974:112, dan Verhaar (1984:36).
Pendapat Verhaar (1984:36) bersandar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dan seorang ahli  (Chaer, 1994: 102).patokan pada defenisi berdasajuga sepadan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Chaer, 1994: 102). Keduanya memiliki satu paparan tentang fonologi atau ilmu tentang bunyi bahasa. Namun secara structure Chaer bersandar atau menggali defenisi fonologi dari segi etimologi atau akar katanya.

Sementara pendapat Kamus Linguistik (Harimau kridalaksana, 1984:61),  yangmenjelaskan bahwa ilmu fonologi merupakan bidang linguistik yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa mengikut fungsinya.  Memiliki keselarasan atau relasi dengan pendapat (Abdullah Hassan, 1993:40), menerangkan fonologi ialah ilmu mengkaji bunyi-bunyi yang berfungsi dalam sesuatu bahasa itu. Yakni memperjelas fungsi yang dimaksud yakni sebagaimana fungsi bahasayang di maksud.



C.  KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa pendapat dan perbandingan maka hal yang dapat saya simpulkan bahwa Fonologi sesungguhnya merupakan satu sub disiplin linguistik yang membicarakan tentang bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan teori-teori perubahan bunyi itu. Fonologi juga membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa dan cara menganalisnya. Dengan demikian, kegiatan mempelajari bunyi bahasa idealnya tidak hanya sebatas upaya pengenalan bunyi-bunyi itu, tetapi juga harus diiringi dengan latihan menganalisis bunyi-bunyi bahasa tersebut dari segala segi.

Sumber:
Abdullah Hassan Dan Ainon Mohd (1994). Bahasa Melayu Untuk Maktab Perguruan. Kuala
Lumpur: Fajar Bakti
Aziz, S.H (2008). In S.P. Guru, Bahasa Melayu 1. Kuala Lumpur:Chee Leong Sdn. Bhd.
Dr. Ali Mahmood,Mashudi Bahari,Lokman Abd Wahid (2012). HBML1203 Fonetik dan
Fonologi Bahasa Melayu. Kuala Lumpur: OUM
http://www.scribd.com/doc/13416756/Fonetik-Dan-Fonologi-Vokal
http://www.tutor.com.my/stpm/fonologi/Fonologi.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar