FONOLOGI BAHASA DAERAH
“ Defenisi dan
Perbandingan Fonologi menurut Para Ahli”
Oleh:
MUHAMMAD TAUFIK.M
F51111252
JURUSAN SASTRA DAERAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
A. DEFENISI FONOLOGI MENURUT BEBERAPA AHLI.
Istilah
“fonologi” berpadanan dengan phonology di dalam bahasa Inggris. Ia
merupakan satu bidang khusus dalam linguistik. Fonologi ini dulu di Amerika
lebih dikenal dengan sebutan phonemics tetapi belakangan mereka
sering menggunakan istilah phonology (J.W.M. Verhaar: 1984:36). Jika
kita lihat kesepakatan tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,
1988:244), fonologi dimaknai sebagai ilmu tentang bunyi bahasa, terutama
yang mencakup sejarah dan teori perubahan bunyi.
1.
pendapat
(Parker, 1974:112), menjelaskan bahawa ilmu fonologi ialah “....suatu bidang
yang mengkaji sesuatu bahasa, Yaitu yang berkaitan rumus-rumus atau pertuturan
yang menentukan sebutan”.
2.
Fonologi
didefinisikan sebagai studi tentang sistim bunyi ,itu adalah studi
tentangbagaimana struktur dan fungsi bunyi ujaran dalam bahasa. Suatu
studi fonologi juga adahubunganya dengan data yang terperinci.dari bagian dalam suatu
bahasa.tetapi menetapkanmana yang merupakan bagian fonetik dari suatu bahasa dan
mana yang bukan adalah hanyabagian dari bagian yang tidak mendalam dari
fonologi seperti yang di kemukakan olehsapir(1925:16-10) : dua bahasa
yang sama dalam bagian fonetiknya tetapi mempunyai fonologis yang sangat berbeda.
3.
Kamus
Linguistik (Harimau kridalaksana, 1984:61), menjelaskan bahawa ilmu fonologi
merupakan bidang linguistik yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa mengikut fungsinya.
4.
(Abdullah
Hassan, 1993:40), menerangkan fonologi ialah ilmu mengkaji bunyi-bunyi yang
berfungsi dalam sesuatu bahasa itu.
5.
(Clark
dan Yallop, 1995:5), menyatakan bahawa “phonology is concerned with the
organisation of speech within specific languages”. Menurut World Book of
Dictionary (Barnhart dan Barnhart, 1981:1567), ilmu fonologi sebagai “the
systems of sounds used in a language”. “The study of the distinctive sound
units of a language, the patterns they form, and the rules which regulate their
use”,
6.
Definisi
fonologi yang diberikan oleh Phonetics
(Roach, 2001:111). Berdasarkan pendapat-pendapat ahli fonologi tersebut,
dapatlah ditakrifkan bahwa ilmu fonologi sebagai ilmu linguistik yang mengkaji
bunyi bahasa manusia secara saintifik. Selain itu, fonologi juga mengkaji bunyi
bahasa pada aras yang lebih tinggi dari pada fonetik.
7.
Menurut Abdul Chaer (2003:102), secara
etimologi istilah “fonologi” ini dibentuk dari kata “fon” yang bermakna “bunyi”
dan “logi” yang berarti “ilmu”. Jadi, secara sederhana dapat dikatakan
bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya.
Objek kajiannya adalah “fon” atau bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia.
8.
Fonologi ialah bidang linguistik yang
mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa, yang
secara etimologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi dan logi
yaitu ilmu (Chaer, 1994: 102).
9.
Verhaar (1984:36) mengatakan bahwa
fonologi merupakan bidang khusus dalam linguistik yang mengamati
bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu sesuai dengan fungsinya untuk
membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa.
10. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, leksikal artinya bersangkutan dengan kata
(Depdikbud, 1988:510). Jadi bunyi bahasa yang dimaksud oleh Verhaar di sini
adalah bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi membedakan makna kata.
11.
Fonologi adalah subdisiplin dalam ilmu bahasa atau
linguistik yang mempelajari bunyi bahasa. Pendapat ini dikemukakan antara lain
oleh Roger Lass (1988). Roger Lass selanjutnya menyatakan bahwa untuk fonologi
bisa dipersempit lagi sebagai subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari fungsi
bahasa. Ini berarti bahwa fonologi mengkaji bunyi-bunyi bahasa, baik
bunyi-bunyi itu kelak berfungsi dalam ujaran atau bunyi-bunyi secara umum. Di
samping mempelajari fungsi, perilaku, serta organisasi bunyi sebagai
unsur-unsur linguistik (fonemik), fonologi mempelajari juga yang lebih netral
terhadap bunyi-bunyi sebagai fenomena dalam dunia fisika dan
unsur-unsur fisiologikal, anatomikal, psikologikal dan neurologikal manusia
yang membuat atau memproduksi bunyi-bunyi itu (fonetik).
B. PERBANDINGAN PENDAPAT MENURUT PARA
AHLI.
Jika diikuti pandangan Roger Lass di atas, nyatalah bahwa fonologi memiliki
dua cakupan, yakni cakupan arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, fonologi
mempelajari bunyi-bunyi bahasa baik bunyi-bunyi umum (fonetik) atau pembeda
makna (fonemik). Dengan kata lain, dalam arti luas kajian fonologi mencakup
fonetik dan fonemik. Dalam arti sempit, fonologi adalah ilmu yang mempelajari
fungsi-fungsi bunyi dan perilaku bunyi suatu bahasa. Pendapat ini serupa
dengan Parker,
1974:112, dan Verhaar (1984:36).
Pendapat
Verhaar (1984:36) bersandar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dan seorang
ahli (Chaer, 1994: 102).patokan pada
defenisi berdasajuga sepadan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Chaer,
1994: 102). Keduanya memiliki satu paparan tentang fonologi atau ilmu tentang
bunyi bahasa. Namun secara structure Chaer bersandar atau menggali defenisi
fonologi dari segi etimologi atau akar katanya.
Sementara
pendapat Kamus
Linguistik (Harimau kridalaksana, 1984:61), yangmenjelaskan bahwa ilmu fonologi merupakan
bidang linguistik yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa mengikut fungsinya. Memiliki keselarasan atau relasi dengan
pendapat (Abdullah Hassan, 1993:40), menerangkan fonologi ialah ilmu mengkaji
bunyi-bunyi yang berfungsi dalam sesuatu bahasa itu. Yakni memperjelas fungsi
yang dimaksud yakni sebagaimana fungsi bahasayang di maksud.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan
beberapa pendapat dan perbandingan maka hal yang dapat saya simpulkan bahwa Fonologi
sesungguhnya merupakan satu sub disiplin linguistik yang membicarakan tentang
bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan teori-teori
perubahan bunyi itu. Fonologi juga membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa dan
cara menganalisnya. Dengan demikian, kegiatan mempelajari bunyi bahasa idealnya
tidak hanya sebatas upaya pengenalan bunyi-bunyi itu, tetapi juga harus
diiringi dengan latihan menganalisis bunyi-bunyi bahasa tersebut dari segala
segi.
Sumber:
Abdullah Hassan Dan Ainon
Mohd (1994). Bahasa Melayu Untuk Maktab Perguruan. Kuala
Lumpur: Fajar Bakti
Aziz, S.H (2008). In S.P.
Guru, Bahasa Melayu 1. Kuala Lumpur:Chee Leong Sdn. Bhd.
Dr. Ali Mahmood,Mashudi
Bahari,Lokman Abd Wahid (2012). HBML1203 Fonetik dan
Fonologi Bahasa Melayu.
Kuala Lumpur: OUM
http://www.scribd.com/doc/13416756/Fonetik-Dan-Fonologi-Vokal
http://www.tutor.com.my/stpm/fonologi/Fonologi.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar